Kamis, 29 April 2010

Berbahagia

"Maka Yesus pun mulai, berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan surga". Matius 5:2,3

Bagaikan sesuatu yang aneh dan baru, kata-kata ini masuk ke telinga orang banyak yang ingin mengetahuinya. Ajaran yang demikian bertentangan dengan semua yang pernah mereka dapat dari imam dan rabi. Mereka tidak melihat apa-apa di dalamnya untuk menyanjung kesombongan mereka atau mendukung pengharapan-pengharapan ambisius mereka. Tetapi tentang Guru baru ini ada suatu kuasa yang membuat mereka terpesona. Manisnya kasih Ilahi mengalir dari hadiratNya sendiri bagaikan keharuman sekuntum bunga. Kata-kataNya mengalir bagaikan" hujan yang turun ke atas padang rumput, seperti dirus hujan menggenangi bumi". Mazmur 72:6.
Semua merasa secara naluri bahwa inilah DIA yang membaca rahasia-rahasia jiwa, namun yang datang dekat kepada mereka dengan belas kasihan yang lembut. Hati mereka terbuka kepadaNya, dan apabila mereka mendengar, Roh Kudus membukakan kepada mereka sesuatu dari makna pelajaran yang sangat perlu di pelajari umat manusia pada sepanjang zaman.

Pada zaman Kristus para pemimpin agama dari bangsa itu merasa bahwa mereka kaya dalam harta rohani. Doa orang Farisi, "Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu karena aku tidak sama seperti semua orang lain" (Lukas 18:11), menyatakan perasaan dari golongannya, dan sebagian besar dari seluruh bangsa itu. Tetapi di dalam orang banyak yang mengelilingi Yesus ada beberapa orang yang mempunyai suatu perasaan tentang kemiskinan rohani mereka. Ketika dalam mujizat menangkap ikan kuasa Ilahi dari Kristus dinyatakan, Petrus tersungkur di kaki Juruselamat itu dan berseru, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa" (Lukas 5:8). Begitu juga di antara orang banyak yang berkumpul di atas bukit ada beberapa orang, di hadirat kesucian Yesus, merasa bahwa mereka, "melarat dan malang, miskin, buta dan telanjang" (Wahyu 3:17) dan mereka rindu akan "kasih karunia Allah yang menyelamatkan" (Titus 2:11). Dalam jiwa-jiwa ini, kata-kata sambutan Kristus membangkitkan harapan; mereka lihat bahwa kehidupan mereka berada dalam berkat Allah.

Yesus telah memberikan cawan berkat kepada mereka yang merasa bahwa mereka “kaya dan aku telah memperkaya diriku” (Wahyu 3:17), dan tidak kekurangan apa-apa, dan mereka telah berpaling dengan cemooh dari pemberian yang penuh kemurahan hati itu. Dia yang merasa sempurna, dia yang berpikir bahwa dirinya cukup baik, dan puas dengan keadaannya, tidak berupaya supaya ikut serta memperoleh kasih karunia dan kebenaran Kristus. Kesombongan tidak merasakan keperluan, dan itu menutupi hati terhadap Kristus dan berkat-berkat tak terbatas yang akan Dia berikan. Tifak ada tempat bagi Yesus di dalam hati orang yang demikian. Mereka yang kaya dan terhormat dalam pandangan mereka sendiritidak meminta dengan iman, dan menerima berkat Allah. Mereka merasa lengkap, itu sebabnya mereka pergi dengan hampa. Mereka yang tahu bahwa mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka, atau melakukan suatu tindakan yang benar dari diri mereka sendiri, adalah orang-orang yang menghargai pertolongan yang dapat diberikan Kristus. Mereka itulah yang miskin di hadapan Allah, yang dinyatakanNya berbahagia.

Siapa yang diampuni Kristus, Dialah yang pertama membuat menyesal, dan tugas Roh Kuduslah menyadarkan orang terhadap dosa. Mereka yang hatinya telah digerakan oleh Roh Allah yang memberikan keyakinan melihat bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka. Mereka melihat bahwa semua yang pernah mereka lakukan adalah bercampur dengan diri dan dosa. Seperti pemungut cukai yang malang itu, mereka berdiri jauh-jauh, tidak berani mengadah ke langit, dan berseru, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (Lukas 18:13). Dan mereka diberkati. Ada pengampunan bagi orang yang menyesal; karena Kristus adalah anak domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Janji Allah adalah: “sekalipun dosamu merah seperti kermisi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” “Akan Kuberikan hati yang baru kepadamu....Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu” (Yesaya 1:18;Yehezkiel 36:26,27).

Mengenai miskin di hadapan Allah Yesus mengatakan, merekalah yang empunya kerajaan surga. Kerajaan ini bukanlah suatu kekuasaan sementara dan duniawi, seperti yang telah diharapkan para pendengar Kristus. Kristus membukakan kepada manusia kerajaan rohani dari kasih, rahmat dan kebenaran-Nya. Bendera dari kerajaan Mesias itu dibedakan oleh kesamaan dari Anak Manusia. Pokok pembicaraan-Nya adalah miskin di hadapan Allah orang yang rendah hati, orang yang dianiaya demi kebenaran. Kerajaan surga adalah milik mereka. Walaupun belum diselesaikan seluruhnya, pekerjaan itu dimulai dalam diri mereka yang akan membuat mereka “mendapat bagian dalam apa yang ditentukan oleh orang-orang kudus di dalam kerajaan terang” (Kolose 1:12).

Semua yang mersakan dalamnya kemiskinan jiwa mereka, yang merasa bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka, boleh mendapat kebenaran dan kekuatan dengan melihat kepada Yesus. Dia mengatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat” (Matius 11:28). Dia tawarkan kepadamu supaya menukarkan kemiskinanmu dengan kekayaan kasih karunia-Nya. Kita tidak layak untuk kasih Allah, tetapi Kristus, jaminan kita adalah layak, fan mampu menyelamatakan semua orang yang akan datang kepada-Nya. Bagaimanapun pengalamanmu masa lalu, betapa mengecewakanpun keadaanmu sekarang ini, jika enkau mau datang kepada Yesus bagaimana keadaanmu lemah, tak berdaya, dan putus asa Juruslamat kita yang penuh kasih akan menemuimu dan akan merangkulkan tangan-Nya dan jubah kebenaran-Nya kepadamu. Dia memperkenalkan kita kepada Bapa yang mengenakan pakaian putih dari tabiat-Nya. Untuk kepentingan kita Dia mohon di hadapan Allah. Aku telah mengambil tempat orang berdosa. Jangan lihat kepada anak yang tidak patuh ini, tetapi lihatlah kepada-Ku. Setan dengan suara keras meminta jiwa kita, mempersalahkan kita karena dosa, dan menyatakan kita sebagai mangsanya, darah Kristus memohon dengan kuasa yang lebih besar. “Keadilan dan kekuatan hanya ada di dalam Tuhan.... seluruh keturunan Israel ternyata benar dan akan bermegah di dalam Tuhan(Yesaya 45:24,25).

Sumber: Ellen G. White. Khotbah di atas bukit.IPH Bandung. 1992. (bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Site Info

Followers

MeisyeMassie's Blog Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template